daun singkong
tentang jepang dan indonesia
di mata seorang penggemar sayur daun singkong
Saturday, May 19, 2007

Toilet

Kemarin saya ada keperluan di sebuah gedung mentereng di jl. Thamrin Jakarta. Ketika saya masuk ke toiletnya, saya agak kaget karena ternyata tidak ada sehelai pun toilet paper yang tersedia.
Saya jadi teringat ketika teman saya orang Jepang datang ke Indonesia, setiap kali dia keluar dari toilet, dia selalu memperingatkan saya bahwa tidak ada toilet paper. Ketika saya jelaskan bahwa orang Indonesia terbiasa pakai air dan bukan dengan kertas, teman saya itu melihat saya dengan pandangan agak jijik, seperti menyangsikan, emangnya bisa bersih kalau hanya dengan air saja. Saya ketawa, karena pikiran seperti itu pernah saya pikirkan waktu saya sampai di Jepang, dan menemukan bahwa toilet di Jepang semuanya kering, tidak tersedia ember & air, dan hanya ada toilet paper.
Saya ingat, ketika harga toilet paper di toko dekat apartemen saya dulu akan naik, toko itu memasang pengumuman besar-besar di depan toko jauh-jauh hari sebelum harga akan dinaikkan. Setiap kali saya lewat toko itu, saya selalu lihat orang-orang memborong toilet paper. Kalau biasanya orang hanya membeli satu pak plastik isi 12 rol, saat itu yang dibawa bisa 2 atau 3 plastik. Jadi bayangkan orang-orang berjalan dengan toilet paper dimana-mana...
Tapi Jepang memang patut bangga dengan teknologinya. Teknologi toilet terutama. Bahkan katanya super star Madona pun kesengsem sama toiletnya Jepang, dan mau susah-susah membawa toilet dari Jepang untuk dipasang di rumahnya. Setelah sering jalan-jalan dan mengunjungi gedung-gedung bagus di Tokyo, saya menemukan bahwa toilet di Jepang banyak yang dilengkapi dengan teknologi canggih. Shower untuk membasuhnya bukan dengan cara manual diputar seperti yang ada di toilet di Jakarta, tapi dengan tombol. Pilihannya pun bermacam-macam, ada yang untuk membasuh bagian depan, bagian belakang, ada yang bukan menyemprot air tapi udara untuk mengeringkan, bahkan ada yang menyemprotkan parfum pewangi. Saya malah pernah menemukan toilet yang di tombol showernya ada tulisan: massage, memijat. Saya pikir dudukan toiletnya akan bergerak-gerak seperti kursi pemijat. Tapi ternyata air semprotannya yang bergerak-gerak, kadang keras kadang lemah, memberikan sensasi seperti pijatan. Belakangan ada juga toilet yang otomatis membuka kalau ada orang di dekatnya, otomatis menyiram kalau orangnya berdiri, dan otomatis menutup kalau pemakainya menjauh. Jadi kita tinggal duduk dan menunaikan tugas saja...
Jadi di beberapa tempat yang saya sering kunjungi, saya hafal gedung-gedung mana saja yang toiletnya nyaman, dan mana yang hanya menyediakan toilet paper saja.
Toilet juga jadi syarat tak tertulis waktu saya mencari kerja di Tokyo dulu. Kantor yang bagus harus punya toilet yang bagus. Iya dong, kan toilet itu tempat ngerumpi sesama cewek kalau lagi capek. Bagusnya, kantor saya di Shinagawa itu punya toilet yang sangat nyaman. Bersih, terang, dan tentu saja dilengkapi shower. Toilet kantor itu malah jadi tempat yang lumayan nyaman untuk sekedar memejamkan mata saat jam tidur siang. Iya, soalnya kecuali di musim panas, dudukan toilet itu dilengkapi dengan penghangat, dan air yang disemprotkan juga air hangat.
kategori tulisan lama

kumpulan foto

Shopping yuk !

Satu Cinta Lingerie Apa Impian Anda ?

shoutbox

sponsor & link

Powered by Blogger
Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com
BlogFam Community
blog-indonesia
Get Firefox!
JANGAN ASAL COPY PASTE..

email me
created by emiliana dewi aryani
@ 2004 - 2011