daun singkong
tentang jepang dan indonesia
di mata seorang penggemar sayur daun singkong
Thursday, March 29, 2007

Being like Ally McBeal...


Dari dulu saya kepingin kayak Ally McBeal. Punya kerjaan keren sebagai pengacara, punya kantor keren di gedung tinggi di tengah kota, yang kalau malam pemandangan dari jendelanya romantis banget, ke kantor dengan setelan suits yang keren, sebelum masuk gedung beli kopi starbuck dulu... pokoknya keren abis... wanita karier yang keren gitu...

Well, saya memang bukan pengacara, tapi titel profesi yang tercantum di kartu nama saya sudah membuat beberapa orang yang membacanya berdecak kagum. Meskipun saya tidak yakin orang tsb benar2 mengerti sebenarnya profesi saya itu kerjaannya ngapain.

Dan selama dua tahun terakhir ini saya sadar sesadar-sadarnya bahwa kantor saya terletak di salah satu lokasi terkeren di megapolitan Tokyo. Jangankan pemandangan malam, pemandangan siangnya pun sering membuat saya tidak percaya, apa saya benar-benar menjejakkan kaki saya di situ.

Tapi sayang saya nggak ke kantor dengan suits, kecuali kalau ada meeting dengan klien. Kantor saya membebaskan pegawainya berpakaian casual, dan ternyata saya lebih enjoy dengan kemeja & celana panjang biasa ketimbang pakaian resmi. Dan sayangnya saya nggak pernah sekali pun membeli kopi di starbuck atau kopi dari cafe apapun di sekitar kantor, meskipun di jarak jalan kaki 10 menit antara stasiun kereta dan kantor saya melewati dua starbuck, satu tullys, dua doutor, dan beberapa cafe lain. Masalahnya, saya ternyata nggak bisa minum kopi. Meskipun minumnya pagi-pagi, saya bakalan nggak bisa tidur malam harinya. Jadilah saya tidak pernah minum kopi, atau hanya bergaya membawa cup kopi dari kertas itu, kalau ke kantor.

Jadi kalau dipikir-pikir, apa yang saya jalani selama dua tahun terakhir ini cukuplah mendekati gaya hidupnya Ally. Saya lebih beruntunglah, wong saya nggak punya masalah percintaan seperti yang jadi topik utama hidupnya Ally.

Tapi dasarnya manusia memang tidak pernah merasa puas... well, pada dasarnya saya tidak merasa puas...

Saya tidak merasa hidup saya keren sama sekali...

Dibalik titel profesi yang keliatan keren itu, dibalik kantor yang pemandangannya keren itu, saya sadar sesadar-sadarnya bahwa saya hanyalah seorang pegawai bawahan, dengan gaji pas-pasan untuk hidup di pinggiran kota megapolitan, dan harus bergulat dengan kemalasan setiap pagi, terlebih kalau mengingat setiap hari saya akan seharian bicara dengan bahasa yang bukan bahasa ibu saya.

Beberapa kali saya mendapat email pertanyaan tentang bagaimana rasanya bekerja di Jepang. Buat saya, jawabannya satu: berat. Berat karena saya tidak bisa mengungkapkan dengan bebas isi pikiran saya karena bahasa yang saya gunakan bukan bahasa Indonesia, berat karena budaya kerja di Jepang membuat saya memang tidak bisa seenaknya mengungkapkan pikiran, berat karena harus memberikan service ke klien dengan cara bicara paling sopan meskipun permintaan klien amat sangat tidak masuk diakal, dan terlebih lagi: berat karena jauh dari keluarga...

Total lebih dari lima tahun saya tinggal di negeri sakura ini. Jangka waktu yang pendek, karena saya masih ingat hari pertama saya menjejakkan kaki di Narita. Waktu yang singkat, tapi telah membuat saya kehilangan banyak hal. Saya kehilangan masa-masa menyaksikan adik saya yang terkecil masuk & lulus SMA, saya tidak hadir ketika adik laki-laki saya akhirnya disahkan menjadi sarjana, saya diberi tahu bahwa ayah saya sudah selesai operasi bukan akan menjalani operasi, saya tidak ada di rumah ketika ibu saya ditugaskan bertahun-tahun di luar kota, dan saya hanya bisa termangu ketika keluarga saya bertangis-tangisan saat gempa bumi di Jogja kemarin...

Saya tahu bahwa selama hampir enam tahun ini saya hidup dalam dunia mimpi. Sepuluh tahun yang lalu, apa yang saya jalani sekarang hanyalah ada dalam dunia khayalan. Sama seperti banyak orang yang membaca blog ini dan punya mimpi ingin meraih hidup layak di luar negeri.

Dunia mimpi ini ternyata butuh banyak pengorbanan...

Dan sekarang waktunya saya kembali ke dunia nyata...

Kembali ke tanah air...

Untuk kembali berusaha meraih mimpi yang lain...

Dan berusaha mengisi ruang yang hilang selama ini, sebagai anak, sebagai kakak, sebagai wanita, sebagai seorang istri...

Kono tabi, isshinjou no tsugou ni yori, heisei 19 nen 3 gatsu 31 nichi wo motte, taishoku saseteitadaku onegaimoushiagemasu.

ijou,
Emiliana Dewi Aryani

PS. masih ada beberapa tulisan tentang Jepang yang belum sempat saya tulis di blog ini. Jadi, blog ini masih akan saya lanjutkan sampai beberapa waktu...
kategori tulisan lama

kumpulan foto

Shopping yuk !

Satu Cinta Lingerie Apa Impian Anda ?

shoutbox

sponsor & link

Powered by Blogger
Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com
BlogFam Community
blog-indonesia
Get Firefox!
JANGAN ASAL COPY PASTE..

email me
created by emiliana dewi aryani
@ 2004 - 2011