daun singkong
tentang jepang dan indonesia
di mata seorang penggemar sayur daun singkong
Tuesday, June 21, 2005

Suramak Pagi, Apa Kabaru, ayo Jaran-jaran...

Jam istirahat makan siang, seorang teman mengajak saya membeli makanan dari salah satu mobil penjual keliling yang parkir di halaman gedung kantor. Seorang ibu yang menjaga mobil itu dengan ramah menawarkan menu spesial hari ini, sejenis kare india.

Ketika sampai giliran saya memesan, ibu itu bertanya "Asal negaranya dari mana ?"
Jawab saya, tidak lupa dengan senyum, "Indonesia."
"Ah. Apa kabaru ?" Ibu tadi membalas dengan sepatah bahasa Indonesia. Saya langsung memuji, "Wah, anda tahu bahasa Indonesia rupanya."

Wajah saya bisa dibilang khas Asia Tenggara. Rambut hitam, kulit cenderung gelap, dan mata yang tidak bisa dibilang sipit. Melihat sekilas pun orang lain akan tahu kalau saya bukan orang Jepang, meskipun di saat musim panas seperti ini tidak sedikit kulit orang Jepang yang semakin menghitam, tapi tetap saja kelihatan beda.

Makanya, tidak jarang saya mendapat pertanyaan seperti yang diajukan ibu penjual kare keliling tadi. Begitu menyebut nama negara, beberapa orang langsung menyebut sapaan dalam bahasa Indonesia, seperti : 'Apa Kabar', yang oleh lidah orang Jepang kedengarannya seperti 'apa kabaru', dan 'Selamat Pagi', yang kedengarannya seperti 'Suramak Pagi'.

Meskipun sepele, beberapa patah kata yang susah-susah dihafalkan orang terkadang jadi hiburan buat saya. Sejak masalah bom di Bali dulu, teror, bencana gempa dan tsunami, saya tidak yakin nama Indonesia punya tempat positif di mata orang Jepang. Tidak sedikit orang Jepang yang memandang rendah kepada negara-negara Asia lainnya, terlebih setelah banyak ditemukannya pekerja asing ilegal.

Pernah saya mendapat pertanyaan "Indonesia itu di sebelah mananya Bali ?"

Hah ?

Dalam hati saya pikir, "Mbahmu ! Jepang itu cuma seperlimanya Indonesia loh ! Pernah ngeliat peta dunia ga sih !"

Memang sepertinya nama Bali lebih familiar ketimbang 'Indonesia'. Dan akhirnya, saya cuma dengan senyum menjelaskan bahwa Bali adalah salah satu pulau di Indonesia.

Ketika mulai banyak perusahaan Jepang yang hengkang dari Indonesia, ketika itu pula mulai berkurang 'harga' nama Indonesia. Lebih baik ekspansi ke Cina atau Vietnam, yang lebih dekat dengan harga buruh yang lebih murah, dan tidak takut terancam demo & pungli liar seperti yang sering terjadi di Indonesia. Kalau sepuluh tahun lalu punya kemampuan berbahasa Indonesia bisa jadi daya jual untuk mencari kerja, sekarang ini sepertinya menulis kata Indonesia di CV tidak memberi pengaruh apa-apa, kecuali membuktikan bahwa saya bukan orang Jepang.

Tapi sepertinya saya perlu berpikir lebih positif. Sebuah majalah wisata ada yang berjudul 'Jaran'. Saya rasa kata ini diambil dari bahasa Indonesia (melayu ?) 'jalan', karena dalam alfabet bahasa Jepang tidak ada huruf 'l'. Meskipun isinya lebih fokus membahas wisata dalam negeri Jepang, mungkin adaptasi bahasa ini bisa saya anggap sebagai appresiasi terhadap negeri tercinta.
kategori tulisan lama

kumpulan foto

Shopping yuk !

Satu Cinta Lingerie Apa Impian Anda ?

shoutbox

sponsor & link

Powered by Blogger
Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com
BlogFam Community
blog-indonesia
Get Firefox!
JANGAN ASAL COPY PASTE..

email me
created by emiliana dewi aryani
@ 2004 - 2011