Masih muda...
Kantor tempat saya bekerja sekarang punya jam kerja yang flexible. Artinya, saya bebas mau masuk kantor jam berapa dan pulang jam berapa asal kerjaan beres. Cukup menyenangkan untuk menghindari jam rush-hour di pagi hari. Biasanya saya menunggu agak siang setelah kereta tidak penuh (baca: bisa masuk tanpa perlu didorong-dorong), dan kalau beruntung bisa dapat tempat duduk.Perjalanan satu jam dengan kereta setiap hari ke kantor memang cukup melelahkan kalau harus berdiri sepanjang perjalanan. Tapi setelah beberapa lama naik kereta dengan jadwal yang sama, otomatis saya hafal di stasiun mana saja banyak orang turun, dan saya bisa dapat tempat duduk. Hanya saja, karena daerah tempat tinggal saya banyak dihuni orang-orang tua yang sedang menikmati masa pensiun, saya harus berbesar hati merelakan kursi yang saya incar demi nenek-nenek yang berdiri di sebelah saya. Bukan masalah buat saya, toh di pagi hari saya masih punya banyak tenaga. Apalagi melihat wajah sang nenek yang berterima kasih, cukuplah membuat saya sedikit bahagia sebelum mulai rutinitas kerja.
Tapi ternyata, tidak semua orang tua mau diberi tempat duduk. Suatu hari, beberapa saat setelah naik kereta, saya mendapat tempat duduk. Tidak lama kemudian, seorang kakek berusia sekitar 70 tahunan datang dan berdiri di depan saya. Teringat kakek saya nun jauh di desa sana, saya memutuskan berdiri dan mempersilahkan sang kakek untuk duduk. Tapi alangkah kagetnya saya ketika tiba-tiba sang kakek membentak saya, berkata bahwa dia tidak perlu di'kasihani' dan dia masih cukup kuat untuk berdiri. Duh, malunya. Maksud hati mau berbuat baik, tapi ternyata dianggap meremehkan.
Terlanjur berdiri, saya beringsut pindah ke gerbong lain. Sekilas sudut mata saya menangkap sosok si kakek duduk di kursi yang saya relakan tadi, masih sambil bergumam tidak jelas. Saya cuma bisa tersenyum...
Lain waktu, sehabis berenang di kolam renang dekat rumah, saya duduk beristirahat sama minum sekaleng jus. Di sebelah saya, ada sekelompok nenek-nenek berusia antara 60 - 70 an sedang ngerumpi. Mereka tampaknya juga baru selesai berenang seperti saya. Yup, bukan hal aneh melihat nenek-nenek memakai baju renang di sini. Dan banyak di antara mereka yang lebih jago berenang dari pada saya. Eh, memang pada dasarnya saya tidak begitu bisa berenang sih...
Kembali ke nenek-nenek yang sedang ngerumpi tadi. Salah satu dari mereka berkata begini,
"Masak tadi ada yang mau ngasih aku tempat duduk di kereta. Memangnya aku sudah keliatan tua begitu ?"
Yang lainnya menimpali,
"Wah, ya tidak dong Bu Yono... wong tadi masih sanggup berenang 10 kali bolak balik gitu... "
"Ndak sopan ya, masih muda dan cantik gini kok... "
Lagi-lagi saya cuma bisa tersenyum kecut saja...