daun singkong
tentang jepang dan indonesia
di mata seorang penggemar sayur daun singkong
Sunday, September 18, 2005

Telepon

Di kantor saya, hanya ada seorang mbak yang bertugas mengurusi administrasi, sekaligus menjadi penjawab telepon dan resepsionis. Berhubung di kantor saya lebih banyak karyawan yang 'keluar' ke tempat client daripada yang 'stay' di kantor, tidak banyak orang yang bisa mengangkat telepon masuk. Padahal, dalam 'etika perkantoran' di Jepang, setiap telepon masuk sebaiknya diangkat sebelum berdering tiga kali. Lebih dari itu, kita harus minta maaf kepada si penelepon karena membiarkan menunggu.

Dari sedikit orang yang ada di kantor, sebagian besar adalah para manager yang sepertinya 'terlalu sibuk' untuk mengangkat telepon. Jadilah kami-kami yang anak baru harus inisiatif membantu mbak resepsionis mengangkat telepon, terutama kalau si mbak sibuk dengan telepon lain atau sedang tidak ada di tempat.

Sebenarnya saya malezz banget ngangkat telepon di kantor. Bukan karena saya sok sibuk, tapi karena kadang-kadang saya suka nggak kedengeran apa yang dikatakan si penelepon. Lagi pula, tata cara mengangkat telepon kantor dalam bahasa Jepang cukup merepotkan untuk diingat.

Jadi begini.

Pertama, begitu telepon berdering, harus diangkat dengan sigap sambil menyebut nama perusahaan. Misalnya,

(telepon) kring... kring...
(saya) "Haik ! di sini perusahaan xx."

Lalu, penelepon akan menyebut nama dan perusahaan tempat dia bekerja. Kalau yang menelepon karyawan kantor sendiri, harus dijawab dengan "Otsukare sama desu !", yang artinya kira-kira " Selamat capek ! ". Maksudnya, selamat karena anda sudah bercapek-capek bekerja. Aneh ? Maaf deh, soalnya saya nggak ketemu terjemahan yang lebih pas.

Sedangkan kalau yang menelepon adalah orang dari perusahaan lain, harus dijawab dengan "Itsumo osewa ni natteorimasu !", yang artinya kira-kira "Maaf, kami sudah/akan menyusahkan anda !" Kata-kata ini berlaku untuk semua penelepon asing, termasuk sales. Meskipun sebenarnya justru mungkin kita yang akan disusahkan orang jualan.

Setelah basa-basi itu, baru si penelepon menanyakan orang yang ingin ditelepon. Kalau yang dituju ada di kantor, nggak masalah karena bisa langsung disambungkan. Tapi kalau tidak ada, harus ditawarkan agar si penelepon meninggalkan pesan, dan bisa ditelepon kembali.

Masalahnya, banyak orang Jepang yang gaya bicaranya sangat cepat, sampai saya tidak bisa menangkap apa yang diomongkan. Waktu menyebut nama, masih untung kalau namanya familiar di telinga. Tidak jarang orang menyebut nama aneh yang bikin lidah keseleo. Belum lagi banyak perusahaan yang namanya puanjang sekali. Sudah namanya aneh, perusahaannya nggak jelas, susah-susah mengingat pesan panjang-panjang ternyata cuma orang yang menawarkan barang, alias sales.

Terima telepon dalam bahasa Inggris pun tidak kalah repotnya. Dan lagi, orang-orang di kantor saya banyak yang 'takut' terima telepon dalam bahasa Inggris. Jadi biasanya, begitu yang didengar kata-kata "Hello... ", langsung teleponnya dioper ke saya.

Suatu hari, teman saya mengangkat telepon dari seseorang yang minta disambungkan dengan manager. Tapi karena dalam bahasa Inggris, manager menyuruh saya menanyakan apa keperluannya terlebih dahulu. Begitu diangkat, si penelepon berkata begini

(si penelepon) "Hello... Saya zz dari kantor zz. Saya mau nanya, apakah kantor anda pernah menangani proyek di bidang retail ?"
(saya) "Ya, tentu saja."
(si penelepon) "Kalau begitu, siapa orang paling bagus yang bisa bahasa Inggris di situ ?"

saya diam saja, karena mikir siapa yang paling bagus yang ada di kantor.
Mungkin karena tahu saya bingung, si penelepon langsung meneruskan tanya "Apakah anda seorang IT engineer ?"
(saya) "yes...", sambil nebak-nebak ini telepon maksudnya apa.
(si penelepon) "Bahasa Inggris anda cukup bagus. Apakah anda orang Jepang ?"
(saya)"bukan..."
(si penelepon) "Nama anda ?"
(saya) "Emiliana."
(si penelepon) "Well, Emiliana. Kami adalah perusahaan yang merekrut IT Engineer top di seluruh Jepang, terutama mereka yang bisa bicara bahasa Inggris... bla bla bla..."

Saya baru ngerti, ternyata telepon itu dari perusahaan head hunter.

(saya) "Waduh mas, maaf saja, saya masih baru masuk di sini. "
(mas hh: head hunter) "Iya saya ngerti kalau anda masih ingin membangun karir di perusahaan sekarang. Tapi bagaimana dengan tantangan menarik di masa depan ? Bagaimana dengan dua tahun lagi ? ... bla bla bla..."
(saya) "Lah mas, kalau begitu ya saya pikir dua tahun lagi aja ah... "
(mas hh) "Anda tidak mengerti... kami hanya berminat pada orang yang paling top di perusahaan. Seperti anda.
(saya) "Iya, saya ngerti. Begini aja deh, mas. Mas kirim saja email ke kami, siapa tahu ada orang sini yang berminat. Alamat emailnya : xx@xx.com
(mas hh) "Wah, kami tidak mengirimkan email ke alamat kantor. Sekali lagi, kami hanya menghubungi orang yang berkualitas saja... bla bla bla... tolong beritahu alamat email pribadi anda."
(saya) "Wah kalau itu sih maaf saja, mas. Saya tidak bisa memberikan alamat saya pada sembarang orang."
(mas hh) "Kami bukan sembarang orang. Kami menawarkan opportunity besar pada anda... bla... bla... bla..."
(saya) "Iya mas, tapi maaf ya, sekarang saya lagi banyak kerjaan. Gini aja deh, mas tinggalin nama dan email, nanti kalau suatu waktu saya butuh kerjaan, saya hubungi."
(mas hh) "Ok, email saya di... , tapi percayalah kami bla... bla... bla..."
(saya, menghela nafas) "Terima kasih sudah menelepon." klik, telepon ditutup.

Orang paling jago ? Kenal aja nggak, kok situ tahu sini paling top ?
kategori tulisan lama

kumpulan foto

Shopping yuk !

Satu Cinta Lingerie Apa Impian Anda ?

shoutbox

sponsor & link

Powered by Blogger
Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com
BlogFam Community
blog-indonesia
Get Firefox!
JANGAN ASAL COPY PASTE..

email me
created by emiliana dewi aryani
@ 2004 - 2011