daun singkong
tentang jepang dan indonesia
di mata seorang penggemar sayur daun singkong
Tuesday, July 19, 2005

Shanghai

Dua minggu lalu atasan memanggil saya dan menugaskan saya ke Shanghai untuk observasi implementasi suatu software. Jujur, Shanghai tidak termasuk dalam daftar kota yang ingin saya kunjungi. Selain karena sama sekali tidak ngerti bahasa mandarin, saya tidak yakin Shanghai punya obyek wisata menarik selain untuk tujuan shopping. Apalagi saya harus pergi sendiri, ke daerah industri yang jauh dari pusat kota.

Minggu sore kemarin, terbanglah saya ke Shanghai. Bandara Pudong ternyata lebih bersih dan megah dari perkiraan saya. Hanya saja seperti yang sudah saya duga, suasana orang-orang di bandara sangat ramai. Rasanya semua orang seperti bicara teriak-teriak seperti di film kungfu. Mungkin buat saya yang baru datang dari bandara Narita Tokyo, suasana di Narita jadi terasa jauh lebih tenang dan ramah.

Ternyata hotel tempat saya akan menginap letaknya jauh dari kota, sampai supir taksi pun sedikit bingung karena tidak tahu jalan. Jangankan GPS seperti yang selalu ada di taksi Tokyo, peta pun tidak ada. Rasanya taksi di Jakarta lebih bagus daripada di Shanghai ini. Paling tidak di Jakarta atau Surabaya, sudah banyak mobil baru yang digunakan untuk Taksi. Rasanya di jalan2 di Shanghai, saya lebih sering melihat mobil tua ketimbang mobil baru.

Minhang distrik, daerah industri yang terletak kira-kira satu jam perjalanan naik mobil dari pusat kota Shanghai, adalah tempat dimana saya akan bekerja selama 10 hari ini. Tidak ada bangunan menarik di sekitar sini, hanya ada pabrik dan pabrik.

Beberapa tahun ini, memang banyak perusahaan Jepang yang melakukan ekspansi ke China. Selain dekat, biaya produksi masih sangat murah, situasi negara China pun relatif lebih aman, ketimbang Indonesia yang banyak demo & bom misalnya. Banyak perusahaan Jepang yang membangun pabriknya di Shanghai ini.

Tidak hanya Jepang, investasi asing lainnya juga seperti memacu Shanghai sehingga berkembang pesat. Banyak orang bilang, wajah Shanghai selalu berubah setiap tahun, saking banyaknya bangunan baru.

Pembangunan pesat juga termasuk pembuatan transportasi masal kereta dalam kota dan kereta bawah tanah. Dari bandara Pudong, ada kereta super cepat Maglev yang punya maksimum kecepatan lebih dari 400 km/jam. kalau dari bandara ke pusat kota butuh waktu kurang dari satu jam, dengan Maglev ini, pusat kota bisa dicapai dengan hanya 8 menit perjalanan. Kereta ini baru beroperasi 2 tahun lalu, dan sayangnya hanya bergerak di waktu siang hari saja.

Daerah minhang sendiri baru tahun lalu selesai dibangun jalur kereta. Rangkaian kereta dan stasiun masih terlihat baru. Berada di dalam gerbong yang berAC memang terasa sangat nyaman, apalagi cuaca sangat terik, dengan suhu udara di luar bisa mencapai 35 derajat celcius di siang hari. Tapi mungkin terlalu nyaman, sampai orang dengan santainya menelentangkan kakinya di antara kursi dan tidur. Beberapa orang duduk dengan mengangkat kaki sambil mengobrol seperti di warkop, pemandangan yang tidak mungkin ditemukan di Tokyo.

Kemarin sore, seorang rekan mengajak saya jalan-jalan ke supermarket besar yang terletak tiga stasiun dari hotel. Dari jendela kereta, terlihat banyak bangunan apartemen tinggi, yang terlihat tua dengan jendelanya dipenuhi jemuran. Supermarketnya sendiri, dari tipe eskalator dan tata letak barangnya saya merasa itu adalah Carefour, tapi ternyata bukan Carefour, melainkan Auchan. Ketika membayar, petugas kasir terlihat sangat tekun memeriksa lembar per lembar uang yang diterima. Uang palsu sepertinya memang isu besar di sini.

Hari ini, mulailah pekerjaan saya di suatu pabrik pemroduksi pipa air. Jam makan siang, project manager mengajak kami makan di kantin perusahaan. Menunya : nasi porsi kuli, sayur pepaya muda ('kates', kata orang Jawa) tanpa rasa, acar timun, daging super asin, dan sayur sangat bening. Membuat saya merasa, makanan warteg di Jakarta jauh lebih enak ketimbang yang saya makan siang ini.

NB: Saya belum berani ambil foto di sini. Seorang rekan memperingatkan saya untuk berhati-hati dalam membawa dompet dan barang berharga. Meskipun Shanghai relatif lebih aman ketimbang daerah lain di China, lebih baik berhati-hati ketimbang menyesal kemudian.
kategori tulisan lama

kumpulan foto

Shopping yuk !

Satu Cinta Lingerie Apa Impian Anda ?

shoutbox

sponsor & link

Powered by Blogger
Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com
BlogFam Community
blog-indonesia
Get Firefox!
JANGAN ASAL COPY PASTE..

email me
created by emiliana dewi aryani
@ 2004 - 2011