Teh Pahit, Kopi Manis
Suatu saat, saya makan dengan serombongan orang Indonesia. Di akhir hidangan, keluarlah teh hangat sebagai penutup. English tea, bukan teh hijau. Mbak pelayan menawarkan gula (dalam bentuk blok, seukuran 1.5 cm) untuk kami. Tiap orang meminta 2 blok gula, dan mencicipi teh masing-masing. Merasa kurang manis, saya diminta untuk memintakan gula lagi ke pelayan. Tiga kali mbak pelayan menghampiri meja kami mengantarkan gula, akhirnya semangkuk besar gula ditaruh di meja kami.Orang Indonesia sering bilang, gula di Jepang ini kurang manis.
Sedangkan orang Jepang bilang, minuman Indonesia terlalu manis, seperti yang ditulis di sini.
Pernah saya bawakan oleh-oleh teh hijau khas Jepang untuk saudara di Indonesia. Saat ke dapur, saya melihat tante saya memasukkan dua sendok gula, sebelum memasukkan cairan teh ke cangkir. Reflek, saya bilang bahwa teh hijau itu tidak perlu diminum dengan gula. Cukup teh saja. Sang tante langsung bilang "wong teh kok ndak pakai gula, ya bukan teh namanya... "
Lain waktu, seorang kenalan Jepang yang baru berkunjung ke Indonesia bilang "Minum kopi di Indonesia itu seperti minum gula. Jumlah gulanya lebih banyak dari kopinya."
Setelah tinggal di sini, saya baru tahu kalau ada benda terbuat dari kertas yang digunakan untuk menyaring kopi. Kuper kali ya, tapi sejak kecil saya hanya tahu untuk membuat kopi itu cukup memasukkan kopi, gula, air panas, lalu diaduk. Ada ampasnya, itu wajar. Namanya juga kopi.