Susahnya cari kerja
Belakangan ini saya sering melihat orang-orang muda berpakaian rapi : setelan kemeja putih dengan jas hitam. Melihat tampang mereka yang masih culun itu, saya bisa mengenali mereka sebagai mahasiswa pencari kerja.
Di Jepang, proses mencari kerja butuh waktu super lama. CV harus mulai disiapkan sejak setahun sebelum kelulusan. Dan tidak hanya CV yang diperlukan, pakaian untuk cari kerja pun harus disiapkan khusus, disebut sebagai recruit-suit. Termasuk dengan aksesori pelengkap seperti tas dan sepatu. Harga suit ini sekitar 20000 - 50000 yen (1 yen sekitar 80 rupiah). Harga ini tentu tidak murah untuk kantong mahasiswa.
Sebelum dapat kepastian diterima, ada beberapa step yang harus dilalui :
1. Seminar masing-masing perusahaan. Di sini akan diterangkan informasi perusahaan tsb. Sejarah pendirian, bidang usaha yang dilakukan, dan orang seperti apa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Seminar ini sebenarnya tidak wajib dihadiri, tapi tidak jarang perilaku si pelamar sudah diamati sejak seminar ini. Di seminar ini akan diumumkan langkah perekrutan selanjutnya. Tentu saja kalau merasa tidak cocok, boleh tidak melanjutkan pelamaran.
2. Pengajuan CV. CV disini berbeda dengan yang biasa ditulis di Indonesia. Tidak bisa ditulis pakai komputer, harus ditulis tangan. Mungkin dari tulisan kanjinya ketahuan pribadi pelamarnya kali... Formnya pun tidak memakai kertas biasa. Harus pakai lembaran khusus CV. Yang menarik, selain data pribadi & riwayat pendidikan, ada juga kolom alasan kenapa mau melamar ke perusahaan tsb, hobi, spesialisasi (misalnya jago nyanyi, nari), pelajaran yang disuka dan alasannya, dll.
Hal lain yang tidak kalah penting : pas foto. Banyak mahasiswa menghabiskan uang cukup banyak demi memperoleh image meyakinkan. Tak jarang diadakan photo session di kampus, dengan mengundang photographer profesional, lengkap dengan seminar bagaimana berpose, cara tersenyum, tata cara make-up untuk yang cewek, demi menghasilkan figure yang OK. Katanya sih, sebelum melihat riwayat hidup, nasib pelamar ditentukan oleh fotonya...
2. Tes tertulis. Tes ini bermacam-macam jenisnya. Sebagian besar berupa tes matematika dan bahasa Jepang. Untuk perusahaan konsultan ada yang mengeluarkan tes logika. Dari bacaan yang cukup njelimet, diajukan pertanyaan berkaitan dengan bacaan tersebut. Perusahaan asing tidak sedikit yang mengeluarkan tes bahasa Inggris. Ada juga perusahaan yang mengajukan soal seperti tes IQ. Buku tentang strategi menghadapi tes-tes ini, tidak kalah jumlahnya dengan buku tes UMPTN loh. Tes bahasa Jepang yang dikeluarkan adalah untuk orang Jepang, mengerti soalnya saja sudah bagus. Pengalaman saya, bagian bahasa selalu saya lewati...
3. Ada beberapa perusahaan yang mengadakan seleksi lewat group discusion. Beberapa pelamar harus mendiskusikan suatu topik, biasanya berkaitan dengan bidang usaha perusahaan.
4. Wawancara, minimal dua kali. Di Jepang, bidang usaha yang dilamar boleh beda dengan jurusan di universitas, jadi biasanya tidak ditanyakan hal-hal teknis yang spesifik. Lulusan ekonomi dan lulusan teknik boleh melamar ke perusahaan IT, dan tidak ditanyakan tentang kemampuan pemrograman. Pertanyaan yang diajukan biasanya seputar kepribadian si pelamar, misalnya kegagalan dalam hidup dan cara mengatasinya, kenapa mau bekerja di bidang tertentu, apa yang menjadi prioritas hidup, dll.
Rata-rata orang Jepang perlu keliling 20 perusahaan sebelum diterima. Angka ini akan bertambah banyak untuk mahasiswa asing, karena tidak banyak perusahaan Jepang yang mau terima orang asing dengan kemampuan bahasa terbatas. Belum lagi untuk wanita, apalagi yang sudah menikah, harus benar-benar giat memasukkan lamaran kalau benar-benar ingin kerja di Jepang.
Untuk mencari data perusahaan, yang paling umum digunakan adalah lewat internet (rikunabi, nikkei). Beberapa ada yang mengkhususkan diri untuk orang asing. Selain itu, Hello Work, agen pencarian kerja milik pemerintah Jepang juga menjadi alternatif.
Musim pencarian kerja ini berlangsung sekitar November sampai Agustus, untuk kelulusan bulan Maret tahun berikutnya. Biasanya, ada kurun waktu tertentu untuk masing-masing bidang perusahaan. Misalnya, perusahaan kimia & obat mulai membuka lowongan pada bulan November-Desember. Lalu dilanjutkan dengan perusahaan konsultan pada bulan Januari. Perusahaan maker seperti pembuat mobil dibuka pada bulan Maret-April. Begitu juga perusahaan IT. Kalau lancar, mulai dari awal seminar sampai pemberitahuan diterima butuh waktu sekitar tiga bulan.
Proses cari kerja ini adalah untuk calon lulusan baru dari universitas di Jepang. Yang paling diperlukan tentu saja adalah kemampuan bahasa Jepang. Japanese Language Proficiency Test disarankan setara level 1 (menguasai 2000 kanji dan 10000 kosakata) . Selain itu, siap mental, siap waktu, dan siap uang.
Catatan: proses ini adalah untuk calon lulusan baru. Kalau lulusan lama, prosedurnya lain lagi, dan saya belum tahu karena lulus saja belum...