Yuk, jalan kaki...
Waktu awal tinggal di Jepang, saya punya kesan orang Jepang itu jalannya cepat-cepat. Ketika berangkat ke kampus, meskipun turun dari kereta start saya lebih dulu dari yang lain, sampai di depan kampus saya sudah jadi nomor buncit. Selalu tersusul oleh orang lain. Mungkin bawaan saya waktu itu masih asli ala putri solo : alon-alon waton kelakon. Pikir saya, toh saya tidak buru-buru ke kampus. Masih banyak waktu.Itu pada saat turun dari kereta. Pagi hari saat rush-hour, di sekitar stasiun bisa dilihat orang lari-lari berangkat mengejar kereta. Padahal, kereta di Tokyo ini ada setiap 5 menit. Wah, belum tahu dia bagaimana rasanya menunggu Patas 54 jurusan grogol-depok yang tidak jelas kapan munculnya...
Tapi kalau diperhatikan, di Jepang ini orang berusia baya pun masih sehat jalan kaki. Tentu saja, disini tidak ada ojek yang praktis. Bis pun tidak berhenti di sembarang tempat. Naik taxi, mahal lah. Jadi orang terbiasa jalan kaki. Kalau mau dihubungkan antara jalan kaki dengan kesehatan, mungkin ada kaitannya. Melihat orang seusia nenek saya masih jalan dengan gagah berani, siapa sih yang tidak pingin sehat sampai tua ?
Nah, jalan kaki katanya bisa jadi salah satu metode diet yang ampuh. Dengan berjalan kaki minimal 20 menit sehari, bisa menguatkan otot yang letaknya dibawah perut, mencegah penimbunan lemak tubuh bagian bawah. Saya tidak tahu persis teorinya seperti apa, nama ototnya juga saya tidak tahu. Tapi kalau sudah dengar kata diet, mana tahan tidak mencoba ? Apalagi caranya gampang. Cuma cara jalan kakinya tidak boleh sembarangan. Badan harus tegap, dengan langkah lebar. Patokannya, setiap menyebrang zebra cross, injak garis putihnya saja.
Ada orang yang jadi super kaya berkat jalan kaki. Duke, membuka kursus dan menulis buku tentang jalan kaki ala Duke. Berawal ingin membantu sang ibu yang sakit-sakitan dengan olah raga ringan, sekarang tempat kursusnya dipenuhi orang-orang yang ingin memperbaiki bentuk tubuh.
Kalau lagi semangat, dan ingat diet, saya usahakan jalan kaki dengan tegap dan langkah lebar. Tapi kalau lagi malas, ya sudah, jalan santai saja. Wis mas, ndisiki kono... aku disalip rapopo kok...