Gempa
Belum selesai beres-beres akibat taifu kemarin, sekarang giliran gempa bumi. Gempa kali ini pusatnya di Niigata, sebelah barat laut Tokyo.Cukup besar, dengan skala lebih dari 6 point skala Jepang (berapa skala Richter ya ?). Di Tokyo gempa terasa dengan skala 3. Sejak sekitar pukul 6 Sabtu sore, sampai pukul 11 malam ini, terasa getaran berkali-kali. Saya sendiri baik-baik saja. Masih sempat ngeblog kok...Sebenarnya gempa di Jepang bukan hal yang jarang terjadi. Saking seringnya, lama-lama saya jadi terbiasa. Dulu waktu pertama kali mengalami gempa, sempat panik juga. Tapi lihat ke tetangga sekitar, tidak ada orang-orang yang bergegas ke tempat pengungsian. Sekarang kalau ada gempa, biasanya saya langsung menyetel TV atau radio. Seperti saat ini, selama dua jam setiap saluran TV hanya menyiarkan info gempa saja.
Gempa di daerah Kanto (Tokyo dan sekitarnya) sudah menjadi isu sejak beberapa tahun terakhir ini. Gempa besar diperkirakan terjadi setiap 80 tahun sekali, setelah terakhir terjadi tahun 1923. Makanya, setiap tahun selalu dilakukan pemeriksaan bangunan, terutama yang didirikan lebih dari 20 tahun yang lalu. Biasanya bangunan baru dilengkapi dengan fasilitas peredam getaran untuk mengurangi efek gempa. Selain itu, di setiap daerah perumahan selalu ada petunjuk lokasi pengungsian terdekat, misalnya di taman atau sekolah. Tentu saja, petunjuk penyelamatan diri juga disebarluaskan lewat sekolah dan kantor kecamatan.
Meskipun gempa bumi dan banjir besar akibat taifu tidak langsung menimpa Tokyo, tapi efeknya sangat terasa. Akibat rusaknya sawah & ladang sayur, pasokan sayur ke Tokyo menipis. Korner sayur di supermarket saat ini terasa kosong. Harga sayur pun mahal, 2 - 3 kali lipat harga normal. Kalau di Jakarta harga bahan makanan mahal karena mau lebaran, disini juga kok... *keluh