daun singkong
tentang jepang dan indonesia
di mata seorang penggemar sayur daun singkong
Thursday, January 27, 2011

Surga Belanja

Transportasi umum di Tokyo, menurut saya, adalah salah satu yang terbaik. Keretanya selalu dalam keadaan bersih dan terang, tepat waktu hingga dalam hitungan menit, dan kalaupun terlambat meskipun hanya 5 menit saja, selalu ada permintaan maaf yang disertai dengan alasan yang masuk akal. Bisnya juga jenis yang ramah lingkungan, dengan AC yang pasti menyala di musim panas, atau penghangat di musim dingin.

Kadang-kadang saya berpikir, betapa bahagianya penduduk Tokyo karena tidak perlu terpaksa membeli mobil, mengingat transportasinya sangat nyaman dan lebih praktis.

Tentu tidak adil kalau saya membandingkan transportasi umum di ibukota negeri sakura itu dengan yang ada di ibukota kita tercinta. Nanti malah jadi 'ngedumel' yang kepanjangan...

Tapi sebenarnya, bukan berarti tidak ada hal baik yang bisa dinikmati dari semrawutnya transportasi umum di Jakarta kan ? Ojek misalnya, layanan door-to-door yang sangat bisa diandalkan di jam-jam sibuk bukan ? Pastinya, ojek sampai saat ini belum boleh beroperasi di jalan-jalan di kota Tokyo.

Contoh lainnya, angkot yang mau berhenti di mana saja, tidak perlu berhenti di halte. Menurut saya, ini sangat-sangat membantu emak-emak macam saya yang malas berjalan kaki di bawah terik matahari, meskipun hanya 10 m saja. Kalau bisa minta diantar hingga titik terdekat, mengapa tidak ?

Satu lagi angkutan umum yang menjadi favorit saya belakangan ini adalah kereta ekonomi. Yap, yang ekonomi ya...
Memang sih, di jalur dari tempat tinggal saya ke pusat Jakarta, ada kereta ekspress & ekonomi AC yang lebih nyaman. Tapi sayangnya, dua jenis kereta ini hanya jalan di pagi dan sore hari. Di siang hari, hanya ada kelas ekonomi non AC saja.

Awalnya, saya yang terbiasa dengan kemewahan kereta di Tokyo, agak-agak gengsi naik kereta ekonomi non AC. Dari jauh saja sudah terlihat betapa kumuh dan gelap gerbongnya. Apalagi penumpangnya juga bermacam-macam, bukan cuma manusia saja...

Tapi karena terpaksa, suatu kali saya memaksakan diri naik kereta amburadul itu. Dan ternyata, ada hal menarik yang membuat saya menanti-nantikan datangnya kereta ekonomi ini. Itu karena, kereta ekonomi ternyata adalah tempat di mana kita bisa belanja bak seorang ratu. Cukup ongkang-ongkang kaki saja, dan satu per satu penjual akan datang menawarkan dagangannya di depan mata. Risih ? Ya awalnya, tapi lama-lama menarik juga loh.

Kadang saya heran juga dengan macam2 penjual di kereta ini. Mulai dari sendal jepit, sampai jepit rambut. Kaos kaki, buku, DVD bajakan, casing hp. Makanan segala rupa. Buah yang lokal seperti salak, maupun impor seperti apel dan pir. Bahkan karpet pun ada yang menjual. Hiburannya pun bermacam-macam. Mulai dari yang mengandalkan anggota tubuh saja (alias keplak keplok), sampai yang membawa instrumen musik kelas tinggi.

Di Tokyo, di beberapa stasiun besar, tepat di atas atau bawah stasiun itu ada department store atau restoran. Praktis memang, tidak perlu pergi jauh-jauh, kita sudah bisa belanja. Tapi di sini, kita malah tidak perlu pergi ke mana-mana. Cukup duduk manis, dan sedikit melirik barang yang kita inginkan. Apalagi harganya tentu sangat tidak bisa dibandingkan dengan harga barang di department store di Tokyo ;)

Tentu tidak semua kereta ekonomi non AC menawarkan kenyamanan belanja seperti yang saya gambarkan di atas. Ada juga jurusan tertentu, atau kereta pada jam tertentu yang penumpangnya melebihi kapasitas, sehingga kita lebih baik mewaspadai agar dompet tidak pindah ke tangan orang yang tidak dikenal, ketimbang mikir mau belanja apa. Jurusan yang lebih jauh biasanya lebih penuh. Begitu pula kalau sudah mendekati jam pulang kantor.

Anyway, saya pikir, kenapa pihak pengelola kereta tidak berpikir untuk menyediakan kereta khusus untuk belanja ya ? The exclusive train for shopaholics... cie...

Labels: , , , , ,

Wednesday, August 26, 2009

Uang, atau Waktu ?

Pagi ini terima berita dari temen-temenku yang tinggal di Jepang, ada teman yang papanya meninggal di Indonesia, sementara anak-anaknya tinggal di luar negeri.
Jadi ingat waktu kejadian gempa jogja 2006 dulu. Aku masih kerja di perusahaan IT di Tokyo waktu itu.
Pagi-pagi baru sampai kantor, dapat telepon dari adikku di Indonesia, bilang kalau nenekku meninggal tertimpa reruntuhan rumah akibat gempa.
Bosku yang orang Jepang (iyalah, secara itu perusahaan Jepang yang ada di Jepang gitu loh !) nanyain aku, apa aku mau ambil cuti untuk langsung pulang ke Indonesia.
Tapi info dari keluargaku, ternyata bandara Adisucipto ditutup dan akses ke Jogja susah sekali.
Aku sendiri sudah sempat tanya-tanya ke travel agent di Tokyo, dan ternyata tiket pesawat ke Indonesia penuh, dan harganya mahal sekali.
Akhirnya aku menyerah, nggak sempat lihat pemakaman nenekku, dengan pertimbangan, kalaupun aku bisa pulang, pemakamannya pun sudah selesai.

Belajar dari kejadian itu, aku merasakan sesuatu yang mengganjal...
Kerja di luar negeri itu memang enak kalau ngeliat gajinya, tapi konsekuensinya harus tinggal jauh dari keluarga, dari orang-orang yang kita cintai...

Balik ke Indonesia, aku memutuskan untuk jadi ibu rumah tangga saja...
Ngeliat ibu-ibu di Jepang, mereka mengurus sendiri anak-anaknya, dan anak-anak Jepang itu pintar-pintar...
Lagi pula, anak itu dititipkan oleh Tuhan kepada ibu & ayahnya, bukan kepada baby sitter & pembantu...

Banyak temenku yang bilang, "Aduh Mil, sayang banget kan lo lulusan S2 luar negeri. Pasti banyak perusahaan yang mau ngasih gaji gede ke elo... "
Iya sih, pernah coba-coba wawancara, pinginnya sih digaji 8 digit lah ya... secara aku certified consultant yang buat lulus ujian sertifikasi internasionalnya susah banget.
Tapi lebih dari itu, aku sadar, kalau aku mau dibayar banyak, berarti aku mesti bersedia waktuku 'dibeli' oleh perusahaan.
Apalagi Jakarta tuh macetnya nggak kira-kira, belum lagi tugas kerjaan yang pastinya akan bikin aku stress.

Ada yang tanya "Nggak nyesel Mil, kan udah capek2 ambil S2 ?"
Nggak lah ya... wong aku ngejalanin S2nya juga seneng-seneng kok... (iyalah, beasiswa soalnya !)

Dipikir-pikir, lebih baik waktuku yang cuma 24 jam ini, hidupku yang cuma sebentar ini, aku dedikasikan untuk keluargaku tersayang...
Kalau soal rejeki, nyatanya ada aja Tuhan kasih rejeki ke aku...
Buktinya masih bisa hidup santai tanpa utang, bisa masukin anaknya asistenku kursus komputer, masih bisa makan-makan di mal tiap minggu.
Apalagi aku udah ditemukan dengan dBC Network, yang bisa aku kerjakan sewaktu anakku tidur.
Lewat internet, jadi nggak perlu keluar rumah...
Mudah-mudahan suatu saat apa yang aku kerjakan ini bisa menjawab keinginan-keinginanku...
Pingin jalan-jalan keliling dunia...
Apalagi kalau pakai first class & dibayarin... duh pinginnya...

Aku ingat waktu lagi tugas ke Shanghai, minum frapucino di bandara sambil nungguin pesawat ke Tokyo. I was feeling on the top of the world...
Punya kerjaan dengan gaji bagus, tinggal di kota termahal di dunia...
But honestly I felt I missed something...

Pagi ini aku naik sepeda, beli ayam di tukang sayur buat bikinin anakku soto...
Saat ini aku nggak punya kerjaan yang mewah, nggak punya gaji berpuluh-puluh juta...
Tapi aku punya kebebasan menghirup udara pagi, tanpa harus diburu-buru atasan atau klien.
Punya waktu untuk kelon-kelonan sama suami dan anakku, malas-malasan di tempat tidur di pagi hari...
Dan yang lebih penting, masih punya penghasilan, yang kuharapkan bisa mencapai mimpi suatu hari...
Friday, May 08, 2009

Japan Education Fair

Japan Education Fair (JFE) akan mendatangkan sedikitnya 10 sekolah Jepang langsung ke Indonesia. Bertemu langsung dengan masyarakat Indonesia terutama yang memiliki minat untuk sekolah di Jepang.
Bagaimana proses sekolah ke Jepang, bagaimana soal beasiswa, sekolah apa yang baik di Jepang, bagaimana kehidupan di Jepang, bagaimana masa depan Jepang sendiri, dan banyak sekali pertanyaan mengenai Jepang dapat ditanyakan pada forum ini.
Dimulai dari seminar dengan pembicara kalangan terkait pendidikan (dari Jepang) sekitar dua jam lalu diskusi pribadi antara pihak sekolah dengan anda di booth sekolah masing-masing.

Acara di Jakarta 29 Agustus 2009 dan di Surabaya 30 Agustus 2009.
Acara GRATIS tetapi harus mendaftar terlebih dulu lewat web 
http://gakko.us/ (Tempat Terbatas)
Atau kirimkan email ke: info@gakko.us

Ajaklah teman orangtua dan saudara-saudara anda untuk melihat langsung temu muka pendidikan Jepang terbaik saat ini di Indonesia. Semua kegiatan akan dilakukan hanya dalam bahasa Indonesia.

This Fair is designed to provide the Indonesian students and educators with up-to-date and correct information about the Japanese education and research by participating institutions and organizations in order to help the students select appropriate schools and achieve their academic pursuits, thereby promoting study in Japan .

Based on the educational relations, learning and studying not only the language but also the culture, both countries Indonesia and Japan, the people, could proceed more, a much better relations in the future by using a better capable (foreign) language knowledge. "Kokoro kara kokoro he". "Dari hati ke hati". This is our basic mission and philosophy to proceed this activities for both countries.
kategori tulisan lama

kumpulan foto

Shopping yuk !

Satu Cinta Lingerie Apa Impian Anda ?

shoutbox

sponsor & link

Powered by Blogger
Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com
BlogFam Community
blog-indonesia
Get Firefox!
JANGAN ASAL COPY PASTE..

email me
created by emiliana dewi aryani
@ 2004 - 2011